PEKANBARU (RA) - Ada yang berbeda demo yang digelar para pedagang kaki lima (PKL) di halaman gedung DPRD Pekanbaru pada Senin (03/12/2012). Kerumunan pendemo sebagian besar menggunakan baju merah ini membawa gerobak lengkap dengan jualannya. Seperti pedagang Sate Padang Ani, Odong-odong, Pedagang minuman dan rokok, pedagang nasi, dan lainnya.
Setelah berkoar-koar dalam kondisi gerimis pagi itu, para pendemo ini menyerbu satu per satu gerobak sate milik pedagang. Otomatis, pedagang makanan dan minuman saat ini meraup keuntungan yang lumayan besar, karena tak sampai satu jam, barang dagangannya ludes diserbu pendemo.
Salah seorang pedagang sate, Marda yang ditemui RiauAktual.com di lokasi demo mengatakan, sehari-hari dirinya berjualan di Jalan Cut Nyak Dien dengan menyediakan sate Padang, nasi goreng, dan minuman. Hari itu ia sengaja menambah menu yakni menjual nasi dengan berbagai jenis lauk pauk.
"Lumayanlah, nasi kami jual RP10 ribu per porsi, sate Rp1000 satu tusuk. Sudah habis semua, kita bantu teman-teman yang melakukan demo, kalau lapar tak perlu jauh-jauh ke luar cari nasi," ungkapnya.
Akibat kebijakan pemerintah yang menata pedagang di Kota Pekanbaru, dirinya selama enam bulan tidak bisa berjualan. Dengan demikian, satu dari lima anaknya terpaksa putus sekolah dan bekerja seadanya.
"Kami ingin anak kami jadi PNS juga sama seperti mereka, memangnya mereka saja yang inginkan anaknya sukses. Sekarang anak saya 3 sekolah dan 2 kuliah. Karena kemarin kami digusur, enam bulan tak jualan, anak kami yang SMA terpaksa berhenti mengalah untuk yang lainnya," imbuhnya lagi sambil melayani pembeli yang semakin ramai saja mencari makan siang.
Tampak di halaman gedung DPRD ini usai demo sampah berserakan akibat pedagang yang melakukan aksi jual beli. Tak hanya pedagang yang berdemo saja yang menyerbu dagangan pedagang ini, pegawai serta anggota DPRD juga mencicipi apa yang didagangkan pedagang tersebut. (RA1)